Saat stres, sejumlah orang akan melampiaskan kekesalannya pada makanan,
terutama makanan tak sehat seperti junk food. Tapi sebuah studi baru
mengungkap bahwa pada wanita kebiasaan makan yang tak sehat itu justru
semakin memperburuk suasana hatinya.
"Dalam studi itu dipaparkan
bahwa mahasiswi yang makan makanan tak sehat atau makan di jam-jam yang
tak sesuai dengan pola yang seharusnya dilaporkan mood-nya makin
memburuk, terutama pada mahasiswi yang peduli terhadap pola dan perilaku
makannya," ungkap salah satu peneliti Kristin Heron dari Survey
Research Center.
"Sebenarnya memang ada perubahan mood tepat
setelah seseorang menunjukkan perilaku makan tak sehat tapi kadarnya
kecil. Hanya saja, mood negatif terlihat lebih tinggi secara signifikan
setelah munculnya perilaku tersebut," lanjutnya.
Menurut
peneliti, orang yang mengalami gangguan pola makan bisa jadi
memperlihatkan sejumlah perilaku seperti binge eating (nafsu makan yang
sulit dikendalikan hingga seseorang dapat mengonsumsi makanan secara
berlebihan pada satu waktu), kehilangan kontrol saat makan atau
sebaliknya pembatasan asupan makan.
Sementara mood negatif makin
memburuk setelah pola makan tak sehat, mood positif justru tidak
mengalami perubahan, baik sebelum atau setelah perilaku tersebut
dipelajari oleh peneliti.
Data diambil dengan cara peneliti
memberikan sebuah perangkat komputer genggam kepada 131 wanita yang
memiliki kebiasaan makan tak sehat dengan kadar tinggi namun peduli
terhadap bentuk tubuh dan berat badannya, hanya saja tak mengidap
gangguan makan.
Beberapa kali dalam sehari, perangkat itu
mendorong partiispan untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang kondisi
suasana hati (mood) dan perilaku makannya. "Selama ini yang kami ketahui
tentang mood dan perilaku makan itu hanya dari studi-studi yang
mempelajari pasien gangguan makan atau studi laboratorium," kata Heron
seperti dilansir dari medindia, Senin (18/3/2013).
"Kami pun
tertarik untuk mempelajari wanita biasa untuk melihat apakah perubahan
mood itu terjadi sebelum atau setelah mereka terlibat dalam pola makan
yang tak sehat tersebut," lanjutnya.
Peneliti lain, Joshua Smyth
pun mengungkap bahwa studi ini bisa jadi memberikan petunjuk untuk
menciptakan program penanganan orang-orang yang bermasalah dengan pola
makan dan berat badannya secara lebih baik.
"Studi ini unik
karena dapat mengevaluasi mood dan perilaku makan orang-orang dalam
keseharian mereka sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih
akurat mengenai hubungan antara emosi dan aktivitas makan seseorang,"
pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar